Struktur internal dan fungsi baterai
The asli fungsi baterai di kompartemen mesin sudah dikenal dengan baik. Tanpa baterai, kendaraan tidak dapat distarter. Selain motor starter, busi, pelita diesel, lampu, dan aplikasi elektronik semua memerlukan energi listrik. Apa struktur sebuah baterai? Bagaimana cara kerjanya?
Struktur internal baterai
Elektroda positif:
· Plat positif: Dalam baterai asam timbal, plat yang bermuatan positif (material aktif) terdiri dari oksida timbal (PbO2) yang direndam dalam elektrolit.
Jaringan positif: Jaringan positif terdiri dari paduan timbal dan digunakan untuk menahan material aktif serta sebagai pengumpul arus.
Elektroda negatif:
Plat yang bermuatan negatif (material aktif) terdiri dari timbal murni (Pb), yang juga direndam dalam elektrolit. Seperti plat positif, ini juga terbuat dari paduan timbal dan memiliki tujuan yang sama.
Elektroda dengan muatan yang berbeda dipisahkan oleh sebuah pemisah.
Elektrolit adalah campuran dari asam sulfat (H2SO4) dan air destilasi. Elektrolit ini dapat berbentuk cair (seperti pada baterai basah konvensional atau dalam teknologi EFB yang ditingkatkan), dalam bentuk gel, atau terikat dalam mat kaca (seperti dalam teknologi AGM untuk aplikasi start-stop terbaru).
Beberapa elektroda positif membentuk kelompok pelat positif, dan beberapa elektroda negatif membentuk kelompok pelat negatif. Kelompok pelat negatif dan kelompok pelat positif bersatu untuk membentuk satu unit.
Baterai starter konvensional terdiri dari 6 sel yang dihubungkan secara seri, masing-masing dengan tegangan nominal 2 V, yang menghasilkan tegangan tepat 12,72 V ketika baterai penuh terisi. Kapasitas dan kemampuan starting dingin baterai ditentukan oleh jumlah pelat per baterai.
Semakin banyak pelat yang terdapat pada sebuah aki, sehingga menciptakan permukaan yang lebih besar, semakin besar daya starting dingin (CCA) yang dapat diberikan oleh aki. Namun, jika digunakan pelat yang lebih sedikit tetapi lebih tebal, stabilitas siklus akan meningkat.
Fungsi aki
Aki mobil menyimpan energi dalam bentuk kimia dan mengubahnya menjadi energi listrik. Dalam proses elektrokimia ini, empat bahan bereaksi satu sama lain, sehingga energi kimia menjadi energi listrik.
· Hidrogen (H)
· Oksigen (O2)
· Timah (Pb)
· Belerang (S)